Belajar dari keajaiban Semut
Jika kita melihat proses gotongroyong tentunya kita akan teringat dengan ekawanan semut, yang tanpa lelah dan letih saling bekerjasama dalam mencapai sebuah tujuan yang sama tanpa memandang perbedaan dan penuh keikhlasan.
Semut merupakan makhluk dengan populasi terpadat didunia dan menguasai hampir seluruh permukaan bumi. Kerapian dan disiplin tingkat tinggi semut sungguh luar biasa, tidak mengherankan jika salah satu surah dalam Al Quran diberi nama dengan Naml(semut).
Tercatat ada 4 surah dalam Quran yang diberi nama binatang ( semoga saya tidak salah) yaitu, Al Baqarah (sapi betina), An Naml (semut), An Nahl (lebah) & Ankabut(laba-laba). Sangat menantang instink pengetahuan kita apa gerangan Alllah SWT sang pencipta alam semesta menempatkan nama-nama binatang ini sebagai nama surah. Khusus kesempatan ini akan dibahas beberapa hikmah dibalik keajaiban semut.
1. Etos kerja luar biasa
Tidak banyak yang mengetahui bahwa semut adalah makhluk terkuat didunia. Seekor semut bisa mengangkat beban 3x lebih besar dari ukuran tubuhnya lebih kuat dari gajah yang hanya bisa mengangkat 2x dari berat tubuhnya. Pelajaran yang bisa kita ambil, bahwa makhluk kecil seperti semut bisa melaksanakan tugas yang luar biasa ini, lalu mengapa manusia banyak yang mengeluh jika diberi beban kerja yang sedikit lebih banyak !!! Lihat betapa banyaknya perusahaan yang kerepotan mengurus karyawan yang kehilangan etos kerja jika diberi tambahan beban kerja.
2. Karakter Pantang menyerah
Semut tidak pernah menyerah dengan kondisi yang ada, coba saja anda menghalang-halangi atau menghentikan langkah mereka, mereka akan selalu mencari jalan lain. Tidak sekali-kali mereka berputus asa, mereka terus mencari jalan mencapai tujuannya. Bom Hiroshima & Nagasaki membawa duka yang mendalam bagi bangsa Jepang, tapi kekalahan perang dunia 2 tidak lantas membuat Jepang menyerah justru mereka bangkit. Jepang bangkit bagaikan semut-semut yang tidak mengenal kata menyerah, dengan industrinya Jepang menjadi 2 negara kekuatan ekonomi terkuat di dunia.
3. Semangat gotong royong
Sebagai makhluk yang hidup berkelompok, semut paham betul arti sebuah kerjasama tim yang baik. Menjalani hidup disarang dalam tanah bukan hal yang mudah, persediaan makanan jadi perhatian utama. Tidak jarang kita melihat sendiri ketekunan dan gotong royong semut mengangkat makanan kedalam sarang mereka. Berbeda dengan semut sebagian anggota dewan kita di senayan tanpa malunya bergotong royong menghabiskan uang negara tanpa program yang jelas, bahkan sampai korupsi uang negara secara berjamaah.
4. Teknologi yang hebat
Luar biasanya Semut juga dibekali dengan arsitektur yang hebat, arsitektur hebat dapat dilihat dari pembuatan sarangnya. Sarang semut terdiri dari beberapa ruang-ruang untuk perkebunan jamur, pembuangan limbah, gudang makanan, sirkulasi udara yang baik, serta terowongan yang saling berhubungan sehingga kelihatan seperti suatu kota. Teknologi arsitektur semut dirancang untuk ramah lingkungan dan bisa dinikmati semua anggota koloni. Bandingkan dengan keadaan kota Jakarta yang tiap tahun dihantam banjir. Banjir datang hanya karena masalah sepele yaitu hilangnya kepedulian lagi terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap sesama warga. Kita melihat gedung-gedung dibangun lebih tinggi dari permukaan jalan, lahan-lahan kosong sengaja dibeton akhirnya resapan air tidak masuk kedalam tanah justru meluber kejalanan.
Sebuah renungan dari sang pencipta berikut ini semoga bisa menyadarkan arti kemartabatan kita sebagai manusia, makhluk yang diberi akal.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat:53]
Akhirnya terciptalah bentuk sesuai rencana yang kita Harapkan Bersama