"ANGON WEDUS"
Ibu..... kubantu kau sebisaku .......
Gambar ini hanya ilustrasi kejadian saja
Siang itu kurasa panas matahari kian terik menyinari bumi, ..... "puanase tjah ....." kata seorang anak muda yang ngadem di bawah kipas angin sedikit merehatkan badan di kursi tamu saya .... saya yang sejak tadi terdiam di ruangan juga merasa gerah terasa sampai sampai ku ambil sebotol air dingin di almari es tuk mengurai panas suhu yang mendera tubuh ini ....... tak lama si anak muda berkata "muleh turu wae hyoo... panas-panas ngene penakke ngopo...."
Memang siang itu begitu terasa matahari nan terik karna waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB saat waktu ku lihat di Jam dinding ditempatku. Mungkin perubahan suhu yang exstrim sedang terjadi ataukah musim pancaroba telah terjadi, membuat semua orang enggan tuk beranjak dari tempat yang sejuk di rumah masing masing sambil menikmati aktifitas yang menurut kami paling enak di hari itu .....
Memang siang itu begitu terasa matahari nan terik karna waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB saat waktu ku lihat di Jam dinding ditempatku. Mungkin perubahan suhu yang exstrim sedang terjadi ataukah musim pancaroba telah terjadi, membuat semua orang enggan tuk beranjak dari tempat yang sejuk di rumah masing masing sambil menikmati aktifitas yang menurut kami paling enak di hari itu .....
Ku tengok di depan rumah, ku melihat ke sawah karena kebetulan rumahku pinggir sawah terik semakin kian terasa karena sawah juga kebetulan tanpa tanaman padi karena sekarang musim kemarau. Sudah beberapa bulan sawah di depanku di biarkan tak terurus karena tiada air untuk tanaman hidup dan tumbuh kembang.
TERTEGUN dan TERMANGUN tiada henti ku rasakan, melihat seorang anak kecil sendirian dengan tiga ekor kambing yang dipeliharanya sedang di gembalakan di sawah "ANGON WEDUS" orang jawa berkata. Saya yang melihat seolah olah merasakan betapa teriknya matahari menyengat kulit tubuhnya yang masih muda, dan hanya topi kusut tersandar dikepalanya. Tangan kecilnya memegang sebatang tongkat kecil penghalau kambing.
Entah apa yang ada di benak si anak kecil tersebut, hanya satu mungkin yang saya rasakan dan mungkin juga dia jawab apabila saya bertanya kepadanya .....
"KU INGIN MERINGANKAN BEBAN IBUKU YANG TELAH SUSAH PAYAH MENCARI NAFKAH DAN MEMBIAYAI SEKOLAHKU" saya yang masih seorang pelajar tak mampu berbuat banyak ibu, mungkin hanya ini yang bisa saya balas saat ini kepadamu ...........
Sayapun mengenal si anak, dia tergolong anak yang rajin sekolah, rajin membantu orang tua dan tentunya tidak banyak permintaan dan tuntutan kepada sang ibu yang telah susah payah mencari nafkah & biaya sekolah, ku termenung sejenak dan kembali masuk kedalam rumah, kemudian keluar lagi untuk menengok kembali, ternyata si anak tetap teguh dengan tugasnya menggembala kambing dalam beberapa jam kemudian juga masih tegar berada di sawah yang terik tersebut.
TERTEGUN dan TERMANGUN tiada henti ku rasakan, melihat seorang anak kecil sendirian dengan tiga ekor kambing yang dipeliharanya sedang di gembalakan di sawah "ANGON WEDUS" orang jawa berkata. Saya yang melihat seolah olah merasakan betapa teriknya matahari menyengat kulit tubuhnya yang masih muda, dan hanya topi kusut tersandar dikepalanya. Tangan kecilnya memegang sebatang tongkat kecil penghalau kambing.
Entah apa yang ada di benak si anak kecil tersebut, hanya satu mungkin yang saya rasakan dan mungkin juga dia jawab apabila saya bertanya kepadanya .....
"KU INGIN MERINGANKAN BEBAN IBUKU YANG TELAH SUSAH PAYAH MENCARI NAFKAH DAN MEMBIAYAI SEKOLAHKU" saya yang masih seorang pelajar tak mampu berbuat banyak ibu, mungkin hanya ini yang bisa saya balas saat ini kepadamu ...........
Sayapun mengenal si anak, dia tergolong anak yang rajin sekolah, rajin membantu orang tua dan tentunya tidak banyak permintaan dan tuntutan kepada sang ibu yang telah susah payah mencari nafkah & biaya sekolah, ku termenung sejenak dan kembali masuk kedalam rumah, kemudian keluar lagi untuk menengok kembali, ternyata si anak tetap teguh dengan tugasnya menggembala kambing dalam beberapa jam kemudian juga masih tegar berada di sawah yang terik tersebut.
Ilustrasi Cerita
Dan apakah kita mampu berada di posisi sang anak Untuk sedikit berusaha meringankan beban orang tua semampu kita, dan mungkin dia berkata "Ibu .... andaikan suatu saat nanti saya menjadi orang yang mampu dalam materi maka kaulah yang akan kuberikan kebahagiaan yang pertama, dan aku akan berusaha menjadi kebanggaanmu suatu saat nanti"
Dan Cerita ini sebagai penggugah kita untuk beusaha mengerti dan membatu keluarga kita semampu kita dan sebisa kita tanpa banyak tuntutan dalam menjalani kehidupan, Roda itu berputar seiring berjalannya waktu, dan janganlah menjadi orang yang sombong
Wong Jowo Matur :
"Nduk masiyo simbok gur dadi wong cilik sing angon wedus, mugo - mugo kowe suk dadiyo uwong biso linuwih lan iso angon kabecikan Simbok wis ngalakamdulillah"
artinya :
"Anakku sayang biarlah sekarang ibu hanya seorang penggembala kambing, tetapi saya berdoa agar suatu saat nanti kamu akan menjadi orang yang lebih dari ibu dan jangan lupa untuk berbuat kebaikan dimanapun berada, Ibu sudah akan bersyukur"
Semoga Bermanfaat ......
dan renungan kita semua......
0 komentar:
Posting Komentar